SEMUA ANAK ADALAH BINTANG


Saya ingat suatu peristiwa ketika anak kecil bertanya tentang proses terjadinya adik di perut ibunya. Saya tidak menjawab langsung, mengajak ara ke depan Video player kami, dan menyetel film "proses terjadinya manusia" karya Harum Yahya. Saat melihat pergerakan ratusan juta sperma berkompetisi secara sehat untuk memperebutkan dirinya menjadi "sang juara" dengan satu telur.
Saat itu Ara berkesimpulan "berarti aku ini juara sejak di perut ibu ya." kalimat apa yang ditanyakan dengan kesimpulan yang dia dapatkan jauh dari bayangan saya waktu itu.
Anak-anak yang terlahir ke dunia merupakan anak pilihan, para juara yang membawa bintangnya masing-masing sejak lahir. Namun setelah mereka lahir, kita, orang dewasa yang diamanahi menjaganya, justru lebih sering "membading-bandingkan" pribadi anak ini dengan pribadi anak lain.
BANDINGKANLAH ANAK-ANAK KITA DENGAN DIRINYA SENDIRI, BUKAN DENGAN ANAK ORANG LAIN.
jadi kalimat yang harus sering anda keluarkan adalah,
"Apa bedanya kakak 1 tahun yang lalu degan kakak yang sekarang?" bukan dengan kalimat "Mengapa kamu tidak seperti si A, yang nilai rapotnya selalu bagus?" "Mengapa kamu tidak seperti adikmu?" kita, orang dewasa yang dipercaya untuk melejitkan "Mental Jawara" anak, justru lebih sering memperlakukan mereka menjadi anak rata-rata, yang harus sama dengan yang lainnya.
MEMBUAT GUNUNG, BUKAN MERATAKAN LEMBAH
Ikan itu jago berenang, jangan habiskan hari-harinya dengan belajar terbang, agar ia sepintar burung.
Seringkali kalau ada anak-anak yang tidak menyukai matematika, kita paksakan anak untuk ikut pelajaran tambahan matematika agar nilainya sama dengan anak-anak yang menyukai matematika. Ini namanya meratakan lembah. Anak akan menjadi anak yang rata-rata. Burung itu jago terbang, apabila sebagian besar waktjnya habis untuk belajar terbang, maka dalam beberapa waktu ia akan maestro terbang di bidangnya. Anak yang terlihat berbinar-binar mempelajari sesuatu, kemudian orangtua-nya mengijinkan anak tersebut menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mempelajari hal tersebut, maka kita sedang mengijinkannya lahirnya maestro baru. Ini namanya membuat gunung. Anak akan memahami misi spesifiknya untuk hidup di muka bumj ini.
ENJOY, EASY, EXCELLENT, EARN
Kita sebagai orangtua harus sering melakukan "Discovering Ability" agar anak kaya akan wawasan, kaya akan gagasan, dan kaya akan aktivitas. Sehingga anak dengan cepat menemukan aktivitas yang membuat matanya berbinar-binar, tak pernah henti untuk mengejar kesempurnaan ilmu, dan menjadi hebat dibidangnya. Pendapatan itu adalah bonus dari kesungguhan 3 hal tersebut.
ALLAH TIDAK PERNAH MEMBUAT PRODUK GAGAL
Tidak ada anak yang bodoh dimuka bumi ini, yang ada hanya anak yang tidak mendapatkan kesempatan belajar dari orangtua/guru yang baik, yang senantiasa tak pernah berhenti menuntut ilmu demi anak-anaknya dan memahami metode yang tepat sesuai dengan gaya belajar anaknya.
ANAK-ANAK TERLAHIR HEBAT, KITALAH YANG HARUS SELALU MEMANTASKAN DIRI AGAR SELALU LAYAK DI MATA ALLAH, MEMEGANG AMANAH ANAK-ANAK YANG LUAR BIASA.
PENULIS : Septi Peni Wulandari