Menjadi Malas di Kantor, Mengganggu Atau Inspirasi?

Percayalah, tak ada yang lebih menyebalkan di kantor selain melihat "si pemalas" mendapat gaji dan perhatian lebih dari atasan Anda.

Ada tiga tipe karyawan di setiap kantor. Pertama Mereka yang gila kerja dan menuntuk semua oranh di sekitarnya untuk mengikuti ritmenya. Kedua, karyawan yang hanya fokus pada pekerjaannya saja, dan terakhir mereka yang hanya menunggu dberi  tugas dan banyak waktu santai. Bagi Anda, mungkin tipe yang terakhir adalah hal yang paling memuakan. Ketika Anda tengah mengerjakan semua pekerjaan, di sudut sana, seseorang yang tengah menyaksikan video kucing lucu di Youtube mendapatkan kgaji jyang sama, even higher than you, sometimes. Sigh...
     Namun, Artikel ini tak bertujuan memanasi Anda dengan fakta bahwa dunia kerja kadang tidak cukup adil, Kali ini saya ingin mengajak Anda untuk memahami lebih dalam tentang "the lucky cowokers" ini dan hal-hal yang selama ini mungkin luput dari pengamatan anda di kantor, namun tidak dari Si Bos.

Belajar Dari MerekaKetika melihat seseorang di kantor hanya sibuk mengobrol dengan sahabatnya melalui Skype, sangat mudah menilai bahwa dia adalah pemalas. Namun, berdasarkan survei dan pengamatan yang saya lakukan, ada beberaoa alasan mengapa seorang bisa terlihat santai.

  • Manajemen waktu yang baik.
    Mereka terbiasa membuat timeline dan priority list, sehingga ada tenggat waktu untuk menyelesaikannya tepat waktu. So, semakin cepat pekerjaan selesai, semakin banyak waktu luang yang dapat mereka gunakan untuk hal lain, misalnya bersantai.
  • Bekerja dalam diam.
    That's why you wouldn't notice when the were working. Saat mengerjakan sesuatu, perhatian mereka hanya pada apa yang dikerjakan , sehingga Anda tak akan terlalu memerhatikan saat mereka benar-benar bekerja. Mereka tidaklah "heboh".
  • Terakhir, mereka mampu menyembunyikan kepanikan dan stres yang dialami akibat pekerjaan. You never know that their problem is worse than yours, karena mereka pandai mengontrol emosi dan menghadapinya dengan santai serta tidak menjadikan beban berat,
Jika Anda masih tidak terima dengan tingkah orang-orang yang menurut Anda malas, tak ada salahnya memerhatikan bagaimana mereka bekerja. yang perlu Anda ingat, sebagian perusahaan melihat kinerja karyawan berdasarkan hasil, not the process, sehingga tak masalah jika seorang terlihat santai asalkan semua  pekerjaannya terselesaikan dengan baik, benar dan tepat waktu.

Saatnya Introspeksi.
Well, setelah memerhatikan kinerja rekan kantor, kini saatnya melihat dalam diri Anda sendiri. Terkadang, perasaan seperti ini timbul ketika Anda merasa mendapat tanggung jawab yang lebih besar (ketimbang para "pemalas" itu), namun dengan timbal balik apresiasi yang lebih sedikit. Jika memang ha ini yang Anda rasakan, jangan menunggu lebih lama untuk berdiskusi dengan atasan. Utarakan bajwa selama ini Anda merasa telah bekerja semaksimal mungkin dan sudah saatnya Anda berhak untuk peningkatan apresiasi . Namun, jika Anda tak punya cukup keberanian , maka mengontrol diri dengan tak menjadi seorang office martyr  adalah solusi yang cukup baik. Coba untuk menikmati pekerjaan dan menyeimbangkannya dengan hal lain yang bisa mengurangi stres, cuti liburan, video kucing lucu di Youtube, atau hang out sepulang kerja bisa dilakukan selama semua pekerjaan sampai ke bos Anda tepat waktu.